Burung Kasuari: “Si Petani Hutan Alami” Dari Timur Indonesia

Mengembalikan hutan sebagaimana mestinya menjadi tanggung jawab bersama karena peran dan fungsinya yang penting bagi kehidupan. Hutan menjadi tempat tinggal bagi flora dan fauna yang memiliki keterikatan alamiah dalam sebuah ekosistem di mana jika hutan gundul dan rusak, maka siklus kehidupan menjadi tidak seimbang. 

Indonesia menjadi satu di antara tujuh negara “Mega Biodiversity” di dunia yang memiliki luas hutan tropis terbesar ketiga setelah Brazil dan Zaire (Wartaputra, 1992 dalam Setio, 1995). Burung Kasuari berstatus Least Concern berdasarkan lembaga konservasi dunia Internasional Union for Conservation of Nature (IUCN)  yang masuk dalam daftar merah (Red List) sejak tahun 2017 dengan population trend yang terus menurun (BirdLife, 2018). Tekanan pada populasi burung Kasuari disebabkan habitat alaminya terganggu sebagai dampak dari kebakaran hutan serta alih fungsi hutan (konversi) untuk perkembangan dan pertumbuhan penduduk (Manik dkk., 2018)

Kasuari merupakan burung yang masuk dalam 10 burung terbesar di dunia, tingginya bisa mencapai 1,8 meter dengan berat mencapai 76 Kilogram. Jenis burung yang tidak dapat terbang seperti burung pada umumnya ini memiliki seperti tanduk di atas kepalanya yang juga dijadikan sebagai indikator usianya. Jika semakin besar bentuk tanduknya maka semakin tua usianya serta kedudukannya didalam strata sosial kasuari. Terdapat tiga jenis burung kasuari di dunia, yaitu Kasuari utara (Casuarius unappendiculatus), Kasuari selatan (Casuarius casuarius), dan Kasuari kerdil (Casuarius bennetti). Kasuari selatan adalah yang terbesar dengan ciri-ciri memiliki tanduk besar, bergelambir ganda berwarna merah dan leher berwarna biru. Kasuari utara berukuran lebih kecil dengan gelambir tunggal berwarna merah dan leher juga berwarna biru. Sedangkan kasuari kerdil berukuran paling kecil, tanduk yang juga kecil berwarna gelap. Habitat kasuari meliputi pulau Seram (Maluku), seluruh Papua termasuk pulau Yapen dan pulau Aru, dan Australia Timur Laut. Kasuari menyukai hutan hujan tropis yang lebat dan suka memakan bulat-bulat aneka buah yang jatuh di hutan. 

Kasuari adalah burung pemakan buah yang tidak pilih-pilih dan dikenal sebagai salah satu penyebar biji (seed disperser) paling efektif di hutan. Mereka memiliki kemampuan unik untuk memakan buah-buahan berukuran besar dan menelan biji-bijian yang keras tanpa merusaknya, termasuk buah yang beracun bagi burung lain dilansir Fact Animal. Proses ini disebut endozoochory yang adalah proses penyebaran biji melalui pencernaan hewan yang memungkinkan biji-bijian tersebut tersebar secara luas dan berkecambah di tempat-tempat baru. Biji-biji yang dimakan akan melewati saluran pencernaan hewan dan dikeluarkan bersama kotorannya di lokasi yang jauh dari pohon induknya. Endozoochory memiliki beberapa manfaat di antaranya, membantu regenerasi hutan, menjaga keanekaragaman tumbuhan, meningkatkan kualitas dan kecepatan biji untuk berkecambah, karena itu burung kasuari memainkan peran besar sebagai penyebar biji di hutan dan membantu regenerasi pohon secara alami. Karena peran dan keberadaannya sangat penting, burung kasuari juga dijuluki sebagai petani hutan.

 

Sumber:

Hotlan Manik, Irba Unggul Warsono & Freddy Pattiselanno. 2018. Pola Tingkah Laku Harian Burung Kasuari (Casuarius sp.)  di Taman Burung Biak. Jurusan Produksi Ternak FPPK UNIPA Jalan Gunung salju Manokwari 98314. https://journal.fapetunipa.ac.id/index.php/JIPVET/article/download/32/24

Alia Ambara Putri Purbaya, Luh Putu Eswaryanti Kusuma Yuni, & Fransiscus Xaverius Sudaryanto. 2022. Aktivitas Harian Burung Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius Linnaeus, 1758)  di Bali Zoo, Gianyar. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Udayana, Bali. https://ojs.unud.ac.id/index.php/metamorfosa/article/download/88620/46537

Nuswantoro. 2023. Kasuari Burung Purba Penjaga Hutan Papua. Mongabay Situs Berita Lingkungan. Yogyakarta. https://www.mongabay.co.id/2023/09/23/kasuari-burung-purba-penjaga-hutan-papua/

 

Teks dan Foto : Nyong Deru Kilbaren